Bebek Hibrida, Varietas Baru Bebek Unggulan Dalam Bisnis Unggulan
Unggas yang satu ini tak
diperlukan panjang lebar kata untuk menjelaskannya. Ya, siapasih yang
tak kenal dengan “bebek” ? Dagingnya yang gurih menjadikannya sebagai
kegemaran bahkan primadona makanan bagi sebagian besar orang. Banyak
kita jumpai warung makan kaki lima hingga restoran berkelas yang
menyajikan olahan daging bebek sebagai menu utama mereka. Inilah yang
membuat usaha peternakan bebek memiliki potensi bisnis sangat
menggiurkan. Kebutuhan daging bebek yang terus meningkat dan semakin
tak terjangkau oleh kemampuan penyediaan peternak bebek semakin menambah
besar potensi bisnis peternakan bebek. Namun sayang, hal ini pulalah
yang justru membuat bebek semakin langka dan terancam “keberadaannya”,
mengapa ? Sebagaimana kita ketahui bahwa supplai daging bebek berasal
dari bebek afkir, yakni bebek yang sudah tidak produktif. Namun karena
permintaan pasar yang begitu besar akan daging bebek membuat banyak
peternak menjual bebek yang masih produktif. Tanpa disadari tindakan ini
menyebabkan berkurangnya jumlah bebek produktif yang tentu saja
berakibat pada menurunnya “produktifitas” peternakan itu sendiri.
Kondisi inilah yang membuat
sebagian peternak berfikir bagaimana mencegah “hal” tersebut terjadi.
Para peternak ini kemudian melakukan proses persilangan antar varietas
bebek untuk memperoleh bebek unggulan, salah satu hasilnya adalah bebek
hibrida. Bebek hibrida merupakan hasil persilangan antara bebek Peking
jantan dengan bebek local (Mojosari, JawaTimur) betina. Bebek hibrida
memiliki cirri fisik menyerupai bebek local hanya lebih gemuk dibagian
bawah perutnya. Menurut salah seorang peternak bebek hibrida, Budi, yang
telah menekuni peternakan bebek hibrida ini varietas bebek hibrida
memiliki keunggulan diantaranya :
- Pertumbuhan daging yang cepat. Untuk mencapai berat badan 1,4 – 2 kg hanya diperlukan waktu pemeliharaan antara 40 – 50 hari. Berbeda dengan bebek lokal yang memerlukan waktu pemeliharaan hingga 3 atau 4 bulan.
- Tingkat FCR tinggi. FCR atau Food Convertion Rate adalah kemampuan ternak dalam menyerap nutrisi yang diberikan untuk pertumbuhan. Semakin tinggi tingkat FCR menunjukkan semakin bagus kemampuan ternak dalam menyerap nutrisi yang diberikan. Bebek hibrida memerlukan pakan sekitar 2,7 kg untuk mencapai berat ideal 1,6 – 2 kg. Berbeda dengan bebek lokal yang memerlukan pakan hingga 4 kg hanya untuk mencapai berat badan 1,2 – 1,4 kg.
- Rasa daging yang lembut dan gurih. Rasa daging bebek hibrida sangat gurih seperti bebek local namun memiliki tingkat kelembutan atau tekstur daging seperti bebek Peking.
- Daya tahan tubuh bagus. Bebek hibrida memiliki daya tahan tubuh bagus sehingga tingkat atau rasio kematian kecil.
- Masa panen cepat dan ongkos produksi yang rendah. Pertumbuhan daging yang cepat dan tingkat FCR yang tinggi menjadikan bebek hibrida sebagai primadona baru dalam usaha peternakan unggas. Bebek hibrida bisa dipanen dalam waktu 40 – 50 hari dengan biaya operasional lebih rendah, yang tentu saja ini sangat menguntungkan bagi peternak bebek hibrida. (http://ekonomi.kompasiana.com)
0 komentar:
Posting Komentar